JEPARA – Wakil Menteri Hak Asasi Manusia (WamenHAM), Mugiyanto, berkunjung ke almamaternya, SMA Negeri 1 Jepara (Smansara), mengusung tema “Menyiapkan Generasi Muda Menuju Indonesia Emas 2045”.
Kehadiran WamenHAM disambut hangat oleh Plt Kepala Sekolah Smansara, Ida Fitriningsih, para guru, serta siswa-siswi sekolah tersebut.
Dalam sambutannya, Plt Kepala Sekolah Smansara, Ida Fitriningsih, menyampaikan rasa bangga dan apresiasi atas kunjungan Mugiyanto.
Ia menekankan bahwa setiap orang memiliki hak untuk sukses, tanpa memandang asal-usul atau kondisi kelahiran.
Baca juga:
Irjen Ada Hadir Dalam Rutan Surakarta
|
“Hari ini kita melihat fakta bahwa Pak Mugiyanto, yang dulu berasal dari desa terpencil, kini menjadi seorang tokoh penting di Indonesia, ” ujar Ida.
“Ini adalah inspirasi bagi kita semua bahwa siapapun bisa menjadi sukses. Kami sangat berterima kasih atas waktu yang telah disempatkan oleh Pak Mugiyanto untuk hadir di sini, ” tambahnya.
Sambutan juga disampaikan oleh Sekretaris Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Smansara, Faisal Adib, yang mewakili ketua IKA.
Faisal menyampaikan bahwa IKA Smansara terus berupaya memajukan sekolah melalui berbagai kegiatan, seperti program santunan anak yatim, bimbingan belajar, hingga pengembangan aplikasi khusus alumni untuk menjalin komunikasi lintas angkatan.
Acara berlanjut dengan sesi _talk show_ bersama Mugiyanto, di mana ia menyampaikan pandangannya tentang peran generasi muda dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
Menurutnya, generasi mendatang harus mempersiapkan diri menjadi individu yang adil, sejahtera, dan maju.
Dalam kesempatan itu, Mugiyanto juga membagikan perjalanan hidupnya, mulai dari masa kecil hingga akhirnya menjadi WamenHAM.
Ia menuturkan bahwa pesan ayahnya menjadi prinsip hidup yang terus ia pegang teguh.
“Yang paling penting adalah menjadi manusia yang baik dan berguna bagi orang lain. Dimanapun kita berada, setinggi apapun, jangan pernah lupa pada akar kita, pada tempat kita berasal. Itu yang membuat saya sampai di sini, karena ini adalah akar saya, ” ujarnya dengan penuh makna.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif antara Mugiyanto dan para siswa. Salah satu pertanyaan menarik datang dari Erlangga, seorang siswa Smansara, yang bertanya apakah hak asasi manusia (HAM) masih berlaku dalam situasi perang atau konflik.
Mugiyanto menjelaskan bahwa HAM merupakan hak dasar yang melekat pada setiap manusia sejak lahir. Ia juga menegaskan bahwa ada hak-hak yang tidak bisa dirampas dalam kondisi apapun, termasuk dalam situasi perang, karena perang pun memiliki aturan yang harus menghormati HAM.
Turut mendampingi WamenHAM yaitu Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM, Anggiat Ferdinan, Kabid HAM, Lista Widyastuti, dan Kasubbid Pemajuan HAM, Moh. Hawary serta Kasubbag HRBTI Hazmi Saefi.